KIAT
SUKSES ALA PESANTREN
“Konsep Ilmu Manfaat dan Barokah”
Oleh
: Nurul Absor*
Manusia
memang tidak bisa menentukan masa depan mereka karena semua kejadian mulai dari
mikro sampai makro sudah tercover dalam skenario Tuhan, Allah swt. Manusia
tidak mempunyai kekuatan, tak berdaya dan tidak mampu berupaya dalam menentukan
jalan hidupnya ,”Wallahu kholaqokum wa ma taf’alun”
Namun
meski dalam keadaan yang seperti ini tidak lantas harus berdiam diri dan berputus
asa untuk menggapai kebahagiaan hidup dan kesuksesan yang tidak hanya diukur
melalui materi namun lebih menekankan pada ketenangan hati dan jiwa, menjadi
manusia yang “Sa'idun fidunya wa sa'idun fil akhirah”. Allah swt. al-Kholiq
masih memberikan hukum syariat sebagai bentuk ikhtiar kepada makhluk-Nya. Setidaknya
ada suatu usaha dan perencanaan dalam membentuk pribadi yang tidak terjerumus
pada kehinaan dan kerugian. Hasil usaha itulah yang kemudian mutlak dalam
ketentuan Allah swt. ”Manusia hanyalah
mampu berusaha dan Allahlah yang
menentukan”
Mengutip
pendapat salah seorang tokoh kharismatik pesantren, bahwa santri dalam mencapai
kesuksesan sebagai bentuk implementasi ilmu barokah harus menetap dalam tiga
perkara; Pertama, muthola’ah,
belajar yang merupakan modal utama dalam memperoleh suatu ilmu. Hal ini bisa di
lakukan dengan aktif dalam program pendidikan, musyawwaroh dan apa saja dari
berbagai bentuk pembelajaran seperti kajian kitab/buku yang menunjang dalam
menambah wawasan keilmuan dan membentuk kecerdasan intelektual yang tinggi. Al’Ilmu bitta’allum La binnasab.
Kedua, istighatsah,
permohonan/doa. Inilah bentuk penghambaan sorang santri yang sejatinya adalah
“orang yang berkehendak kepada Allah”. Tidak jarang ilmu yang diperoleh hilang begitu saja atau bahkan sulit untuk
diamalkan. Demikian itu karena ilmu hanyalah milik Allah swt. dan hanya akan di
berikan kepada orang-orang yang di kehendaki-Nya. Termasuk dalam bagian ini
adalah mengamalkan sunnah-sunnah Nabi tanpa menomerduakan kewajiban, seperti
sholat tahajjud, sholat dhuha, sholat tasbih dan berbagai aurad yang sudah diijazahkan oleh para masyayikh pesantren. Ud’uni astajib lakum.
Ketiga, khidmah, berbakti
kepada pesantren. Inilah salah satu ciri khas pesantren yang hampir tidak di
miliki oleh lembaga pendidikan di luarnya. Mengabdi dan berbakti merupakan prinsip
para santri yang mereka sebut sebagai konsep ”barokah”. Barokah adalah tambahan
dalam kebaikan. tidak sedikit para Alumni santri yang mengatakan, dari
pengabdian inilah mereka sering merasakan adanya ilmu yang tidak pernah mereka
pelajari.
Terlepas
dari ketiga perkara diatas, terdapat perkataan salah seorang santri yang
terkesan guyon dan humor namun mengandung arti mendalam. Bahwa ada tiga perkara
pula yang dapat mengakibatkan rusaknya tatanan kehidupan dan tidak menutup
kemungkinan akan menghambat kesuksesan. Tiga perkara tersebut adalah Kudis,
Kurap, Dan Kutil.
Kudis, kurang disiplin dalam menjalankan kewajiban (dalam
Islam di kenal dengan istiqomah). Kurap,
kurang rapi dalam menata dan mengatur kegiatan aktivitas. Dan Kutil, kurang
teliti dalam melakukan segala tindakan.
Akhirnya,
semoga Allah swt. melimpahkan taufiq dan hidayah-Nya kepada kita, memberikan
jalan yang terbaik sehingga kita termasuk orang yang sukses di dunia dan
akhirat yang semuanya terbingkai dalam Ridho Allah swt.
“Walahawala
wala kuwata illa billahil aliyil adzim”
*Penulis
adalah santri PP. Miftahul Ulum PanyepenPamekasan asal Jrengik
Sampang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar