Selasa, 16 Agustus 2016

KIAT SUKSES ALA PESANTREN “Konsep Ilmu Manfaat dan Barokah”


KIAT SUKSES ALA PESANTREN
“Konsep Ilmu Manfaat dan Barokah”

Oleh : Nurul Absor*



Manusia memang tidak bisa menentukan masa depan mereka karena semua kejadian mulai dari mikro sampai makro sudah tercover dalam skenario Tuhan, Allah swt. Manusia tidak mempunyai kekuatan, tak berdaya dan tidak mampu berupaya dalam menentukan jalan hidupnya ,”Wallahu kholaqokum wa ma taf’alun”
Namun meski dalam keadaan yang seperti ini tidak lantas harus berdiam diri dan berputus asa untuk menggapai kebahagiaan hidup dan kesuksesan yang tidak hanya diukur melalui materi namun lebih menekankan pada ketenangan hati dan jiwa, menjadi manusia yang “Sa'idun fidunya wa sa'idun fil akhirah”. Allah swt. al-Kholiq masih memberikan hukum syariat sebagai bentuk ikhtiar kepada makhluk-Nya. Setidaknya ada suatu usaha dan perencanaan dalam membentuk pribadi yang tidak terjerumus pada kehinaan dan kerugian. Hasil usaha itulah yang kemudian mutlak dalam ketentuan Allah swt. ”Manusia hanyalah mampu  berusaha dan Allahlah yang menentukan”
Mengutip pendapat salah seorang tokoh kharismatik pesantren, bahwa santri dalam mencapai kesuksesan sebagai bentuk implementasi ilmu barokah harus menetap dalam tiga perkara; Pertama, muthola’ah, belajar yang merupakan modal utama dalam memperoleh suatu ilmu. Hal ini bisa di lakukan dengan aktif dalam program pendidikan, musyawwaroh dan apa saja dari berbagai bentuk pembelajaran seperti kajian kitab/buku yang menunjang dalam menambah wawasan keilmuan dan membentuk kecerdasan intelektual yang tinggi. Al’Ilmu bitta’allum La binnasab.
Kedua, istighatsah, permohonan/doa. Inilah bentuk penghambaan sorang santri yang sejatinya adalah “orang yang berkehendak kepada Allah”. Tidak jarang ilmu yang diperoleh  hilang begitu saja atau bahkan sulit untuk diamalkan. Demikian itu karena ilmu hanyalah milik Allah swt. dan hanya akan di berikan kepada orang-orang yang di kehendaki-Nya. Termasuk dalam bagian ini adalah mengamalkan sunnah-sunnah Nabi tanpa menomerduakan kewajiban, seperti sholat tahajjud, sholat dhuha, sholat tasbih dan berbagai aurad yang sudah diijazahkan oleh para masyayikh pesantren. Ud’uni astajib lakum.
Ketiga, khidmah, berbakti kepada pesantren. Inilah salah satu ciri khas pesantren yang hampir tidak di miliki oleh lembaga pendidikan di luarnya. Mengabdi dan berbakti merupakan prinsip para santri yang mereka sebut sebagai konsep ”barokah”. Barokah adalah tambahan dalam kebaikan. tidak sedikit para Alumni santri yang mengatakan, dari pengabdian inilah mereka sering merasakan adanya ilmu yang tidak pernah mereka pelajari.
Terlepas dari ketiga perkara diatas, terdapat perkataan salah seorang santri yang terkesan guyon dan humor namun mengandung arti mendalam. Bahwa ada tiga perkara pula yang dapat mengakibatkan rusaknya tatanan kehidupan dan tidak menutup kemungkinan akan menghambat kesuksesan. Tiga perkara tersebut adalah Kudis, Kurap, Dan Kutil.
Kudis,  kurang disiplin dalam menjalankan kewajiban (dalam Islam di kenal dengan istiqomah). Kurap, kurang rapi dalam menata dan mengatur kegiatan aktivitas. Dan Kutil, kurang teliti dalam melakukan segala tindakan.
Akhirnya, semoga Allah swt. melimpahkan taufiq dan hidayah-Nya kepada kita, memberikan jalan yang terbaik sehingga kita termasuk orang yang sukses di dunia dan akhirat yang semuanya terbingkai dalam Ridho Allah swt.
Walahawala wala kuwata illa billahil aliyil adzim”

*Penulis adalah santri PP. Miftahul Ulum PanyepenPamekasan asal Jrengik Sampang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar